Minggu, 16 Maret 2014

Neuro-Linguistic Programming

 
Neuro-Linguistic Programming (NLP) adalah studi yang mempelajari human excellence; bagaimana manusia dapat mencapai tingkat kesempurnaan dalam berperilaku (behavioral). NLP mulai diperkenalkan oleh kedua penciptanya John Grinder dan Richard Bandler pada pertengahan tahun 1970-an. NLP merupakan pengodefikasian strategi mental yang dimodel dari tiga hipnoterapis ternama pada masa itu, yakni Fritz Perls (Gestalt Therapy), Virginia Satir (Family Therapy) dan Clinical Hypnosis yang juga merupakan Bapak hipnoterapi modern, Milton H. Erickson. Dari hasil penelitian strategi mental dan pola perilaku Satir dan Perls, Bandler bersama Grinder berhasil menciptakan model NLP yang pertama: Meta Model yang kemudian dibukukan dengan judul The Structure of Magic volume I (1975).
           
Di saat Bandler, Grinder dan kelompok studi yang terlibat dalam proyek modeling sedang bergairah karena berhasil mengodefikasi suatu model baru, secara tidak sengaja Bandler dan Grinder menemukan model kedua yang disebut representational system. Model kedua NLP ini memungkinkan pemodelan Satir dan kemudian Erickson membukakan jalan menuju NLP hari ini. Representational system terangkum dalam buku mereka The Structure of Magic volume II (1976).

Gregory Bateson, ilmuwan serba bisa dan juga dosen linguistik di UCLA, Santa Cruz merekomendasikan agar Bandler dan Grinder melakukan modeling Erickson secara langsung dan mempelajari ratusan karya-karyanya. Erickson menyambut baik maksud mereka dan setelah membaca catatan-catatan yang dibuat Grinder, doktor psikiater unik itu mengakui keefektifan metode modeling yang dikembangkan Bandler dan Grinder. Sebab Erickson tak akan mampu mengajarkan metode hypnosis yang digunakannya karena ia melakukannya dengan pikiran sub consciousness. Tetapi melalui metode modeling, hal itu dimungkinkan. Milton model mereka rangkum dalam buku Patterns of the Hypnotic Techniquees of Milton H. Erickson, M.D., volume I dan volume II.

Keempat buku tersebut dan seminar-seminar yang mereka jalankan dalam waktu singkat mendapatkan pengakuan di seluruh Amerika bahwa NLP merupakan suatu pendekatan baru yang memungkinkan orang mencapai keunggulan di bidang yang diinginkan, meningkatkan ketrampilan komunikasi dalam bisnis, relasi keluarga dan tentu saja dalam bidang hipnoterapi. Dari kumpulan seminar lahir pula buku Frogs into Princes (1979) yang mendapatkan pujian luas, dan sejak itu ketiga model utama tersebut di atas dikenal sebagai neuro linguistic programming.

Kita dapat memperbanyak pilihan (probabilitas untuk mencapai kesuksesan)
melalui pemograman neuro (otak) dengan linguistik (bahasa).
Neuro mengacu kepada ide fundamental bahwa manusia berperilaku dikendalikan oleh neurological pada saat memproses informasi yang diakses melalui inderawi. Linguistic (linguistik); karena kita mengatur pikiran-pikiran dan perilaku kita dengan bahasa, dan berkomunikasi dengan bahasa dan bahasa juga memengaruhi proses berpikir kita. Programming mengacu kepada tersedianya pilihan cara mengorganisasi ide-ide untuk mencapai hasil yang diinginkan semaksimal-maksimalnya. 

NLP terus berkembang selama tiga dekade terakhir ini, hingga hari ini mungkin ribuan judul buku dalam berbagai bahasa telah diterbitkan, dan jutaan orang telah menjadi praktisi di seluruh dunia. Perkembangan ini dimugkinkan karena sejak inisiasinya NLP memiliki arah yang jelas; pertama: sebagai proses untuk mengungkap pola dan strategi mental para jenius di bidangnya masing-masing. Jika seseorang dapat mengungkap strategi mental jenius lainnya, terutama yang melibatkan pikiran bawah sadarnya (unconscious mind) maka kita dapat meniru atau memodel dan melakukannya dengan hasil yang sama atau bahkan lebih baik. Sebagai contoh: jika kita bertanya kepada seorang pemain piano yang sangat piawai bagaimana ia melakukan permainan yang demikian mengagumkan, dalam banyak kasus orang tersebut tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Namun kita dapat melakukan pengamatan (mengobservasi) ketika ia sedang bermain untuk mempelajari strategi mental dan apa yang berlangsung dalam unconscious mind-nya ketika ia sedang memainkan suatu simfoni yang indah. Dengan demikian kita akan dapat mengungkap banyak informasi yang tidak mungkin diberikannya secara conscious. Arah dan tujuan yang kedua adalah untuk membangun keterampilan berkomunikasi; baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri.

NLP bukan satu-satunya studi perubahan perilaku manusia. Perbedaannya dengan metode atau pendekatan lain adalah bahwa NLP ‘bekerja’ pada level dasar pikiran terdalam (deep structure). Pendekatan lain dapat saja menasihati kita untuk berhenti berkeluh-kesah, membuat kita termotivasi sesaat, melupakan perasaan-perasaan negatif untuk sementara waktu dan lain-lain. Sebaliknya dengan teknik-teknik NLP seseorang dapat ‘menyelam’ ke deep structure pikirannya sendiri dan menemukan semua hambatan yang menghentikannya untuk mencapai apa yang diinginkan.

Menggunakan teknik modeling, seseorang dapat memodel orang lain yang menunjukkan perilaku efektif atau perilaku tertentu lain yang ingin dimilikinya. Bahkan kita dapat memodel state (kondisi) diri sendiri yang efektif untuk mengatasi berbagai hambatan di waktu kita merasa kurang berdaya. Tidak itu saja, kita dapat menciptakan imaji jenius diri kita sendiri.
Sumber: http://www.ernijulia.com/ejk_t_neurolp.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar